Detik News – Jakarta -Serangan bom bunuh diri kembali terjadi di Irak. Kali ini peristiwa berdarah tersebut terjadi di sebuah kantor polisi di utara kota Mosul, Irak. Empat petugas kepolisian dinyatakan tewas dalam peristiwa tersebut.
Seperti dikutip dari AFP, peristiwa terjadi Rabu (29/12/2010). Salah satu petugas kepolisian setempat yang tewas tersebut adalah seorang perwira yang bertugas mengawasi serangan-serangan militan.
Aksi bom bunuh diri dilakukan oleh dua orang milisi Al-Qaeda. Pelaku bom ketiga berhasil ditembak mati sebelum melancarkan aksinya dengan target Letkol Shamil Ahmed Oglah, seorang perwira polisi yang memimpin operasi melawan afiliasi kelompok Al-Qaeda, Minggu lalu.
“Serangan itu dilakukan anggota Al-Qaeda karena Letkol Ahmed Oglah menjadi pemimpin operasi melawan kelompok tersebut, pekan lalu,” kata sumber di Kementerian Dalam Negeri Irak.
Sumber tersebut mengatakan, upaya bom bunuh diri dengan target Oglah sebelumnya juga dilancarkan. Serangan terakhir terjadi dua hari lalu di tepi barat Kota Ramadi yang menewaskan 9 orang dan 49 terluka.
“Termasuk 4 polisi,” ujar sumber tersebut.
Dalam serangan pos pemeriksaan polisi 12 Desember kemarin di Irak Barat dan Tengah, 6 polisi dan 8 orang lainnya tewas.
25 Agustus, setidaknya 19 polisi tewas dalam pemboman mobil. Sebanyak 53 orang tewas dan sekitar 250 terluka dalam serangan Agustus itu.
Akibat serangan yang mengarah ke kantor kepolisian setempat, sebagian besar kantor polisi di daerah Al-Binat Qabr Mosul barat, rusak berat.
sumber : detik.com
Tampilkan postingan dengan label timur pradopo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label timur pradopo. Tampilkan semua postingan
Kamis, 30 Desember 2010
Bom Bunuh Diri Meledak di Kantor Polisi, 4 Orang Tewas
Label:
akibat boom,
Al-Binat Qabr Mosul,
bom bunuh diri,
Bom Bunuh Diri Meledak di Kantor Polisi,
CITRA POLISI INDONESIA,
polisi istmewa.,
polisi terbaik,
serangan bom,
timur pradopo
Senin, 27 Desember 2010
CITRA POLISI INDONESIA
JAMBI INDONESIA .
POLISI nama lembaga ini sudah sangat dikenal diindonesia sejak saya berumur 4 tahun sudah sering mendengar nama lembaga ini disebut-sebut untuk menakuti anak bandel seperti saya. jangan nakal yaa kalo nakal ditangkap polisi! kalimat ini amat sering saya terima dari orang yang lebih dewasa sewaktu saya masih kanak-kanak.
gertakan ala kalimat ini emang bikin takut anak-anak apalagi yang udah merasa bersalah. saya pernah sembunyi seharian di kolang jembatan usang peninggalan zaman belanda hanya kerna takut ditangkap polisi kerna mencuri telur ayam milik pak haji yahya, kalo ga salah hari senin tanggalnya saya lupa' waktu itu saya mencuri telur ayam milik pak haji yahya untuk direbus pake kaleng bekas. nah saking takutnya sampai-sampai tanah bekas api perebusan pun saya buang kesungai :).
itu dulu dizaman dimana hanya orang orang tertentu yang bisa menjadi polisi(etnik). dizaman moderen seperti sekarang beda lagi polisi bukan lagi untuk menakuti anak kecil yang bandel tetapi untuk mempermudah acces birokrasi dan segala bentuk link kerja yang menyangkut hukum. disini saya hanya memberikan sedikit gambaran bagaimana kerja polisi salah satu kecamatan kecil di propinsi jambi. disana mereka masih manja dan bekerja bukan berdasarkan tanggung jawab kepada tugas yang diembankan namun lebih kepada bagaimana bisa menambah pendapatan,' baik itu laporan ataupun temuan dilapangan. jika si pelapor yang meminta bantuan hukum polisi tidak memberikan uang operasional jangan harap mereka menanggapinya, lebih parahnya lagi kasus yang benar-benar terjadi sebagai contoh pengeroyokan terhadap salah seoarang warga pamenang dimana sipengeroyok adalah manta pecatan TNI yg juga diketahui masih menyimpan senpi hanya pura-pura ditanggapi, namun secara realnya tidak pernah dilakukan penangkapan ataupun pemanggilan secara kepolisian kepada tersangka. ini terjadi pada era kepemimpinan kapolsek syahrial koto.
hal ini sudah lumrah ga heran bung! emang beginilah kerja polisi diwilayah luar jawa..... jangankan untuk membantu secara iklas, tugas yang harus diselesaikan aja masih mengharap uang operasional.
harapan saya dizaman kepemimpinan bapak timur pradopo ini sudah waktunya polisi adalah pelayan dan pelindung masyarakat, bukan menjadi benalu dalam masyarakat, sebagai petinggi polisi jangan hanya mendengarkan keluhan atau protes dari wakil rakyat seharusnya menindak lanjuti apa yang menjadi jeritan hati rakyat! jika saya yang menjadi kapolri saya akan mendirikan badan intelgen khusus untuk mengawas kinerja polisi, kita rekrut orang-orang kecil yang benar-benar tahu apa yang terjadi dilapangan. saya yakin mereka tidak meminta uang jasa/gaji mereka sangat merasa dihargai dan dapat tempat meluahkan jeritan hati mereka dengan layanan lembaga ini di tingkat bawah.
saya yakin opini ini bukan hanya terlahir dari pola pikir saya yang bodoh ini, semua rakyat indonesia lainya juga menyuarakan hal yang sama. pertahankan nama lembaga ini sebagai lembaga terbaik dan terpercaya dimata rakyat indonesia. bangun lah polisi ku.... ingatlah.. kalian ada untuk kami, bukan kami ada untuk kalian ! kami tidak mengharap kalian mengajak kami tertawa bersama, setidaknya kalian bisa membantu supaya airmata kami tidak selalu menetes atas ketimpangan hukum yang kami rasakan. itu sudah cukup.. kami tidak minta layanan istimewa..layanan seadanyapun kami sudah bangga dengan mu.. ingatlah.. seragam itu milik negara bukan milik pribadi.!
POLISI nama lembaga ini sudah sangat dikenal diindonesia sejak saya berumur 4 tahun sudah sering mendengar nama lembaga ini disebut-sebut untuk menakuti anak bandel seperti saya. jangan nakal yaa kalo nakal ditangkap polisi! kalimat ini amat sering saya terima dari orang yang lebih dewasa sewaktu saya masih kanak-kanak.
gertakan ala kalimat ini emang bikin takut anak-anak apalagi yang udah merasa bersalah. saya pernah sembunyi seharian di kolang jembatan usang peninggalan zaman belanda hanya kerna takut ditangkap polisi kerna mencuri telur ayam milik pak haji yahya, kalo ga salah hari senin tanggalnya saya lupa' waktu itu saya mencuri telur ayam milik pak haji yahya untuk direbus pake kaleng bekas. nah saking takutnya sampai-sampai tanah bekas api perebusan pun saya buang kesungai :).
itu dulu dizaman dimana hanya orang orang tertentu yang bisa menjadi polisi(etnik). dizaman moderen seperti sekarang beda lagi polisi bukan lagi untuk menakuti anak kecil yang bandel tetapi untuk mempermudah acces birokrasi dan segala bentuk link kerja yang menyangkut hukum. disini saya hanya memberikan sedikit gambaran bagaimana kerja polisi salah satu kecamatan kecil di propinsi jambi. disana mereka masih manja dan bekerja bukan berdasarkan tanggung jawab kepada tugas yang diembankan namun lebih kepada bagaimana bisa menambah pendapatan,' baik itu laporan ataupun temuan dilapangan. jika si pelapor yang meminta bantuan hukum polisi tidak memberikan uang operasional jangan harap mereka menanggapinya, lebih parahnya lagi kasus yang benar-benar terjadi sebagai contoh pengeroyokan terhadap salah seoarang warga pamenang dimana sipengeroyok adalah manta pecatan TNI yg juga diketahui masih menyimpan senpi hanya pura-pura ditanggapi, namun secara realnya tidak pernah dilakukan penangkapan ataupun pemanggilan secara kepolisian kepada tersangka. ini terjadi pada era kepemimpinan kapolsek syahrial koto.
hal ini sudah lumrah ga heran bung! emang beginilah kerja polisi diwilayah luar jawa..... jangankan untuk membantu secara iklas, tugas yang harus diselesaikan aja masih mengharap uang operasional.
harapan saya dizaman kepemimpinan bapak timur pradopo ini sudah waktunya polisi adalah pelayan dan pelindung masyarakat, bukan menjadi benalu dalam masyarakat, sebagai petinggi polisi jangan hanya mendengarkan keluhan atau protes dari wakil rakyat seharusnya menindak lanjuti apa yang menjadi jeritan hati rakyat! jika saya yang menjadi kapolri saya akan mendirikan badan intelgen khusus untuk mengawas kinerja polisi, kita rekrut orang-orang kecil yang benar-benar tahu apa yang terjadi dilapangan. saya yakin mereka tidak meminta uang jasa/gaji mereka sangat merasa dihargai dan dapat tempat meluahkan jeritan hati mereka dengan layanan lembaga ini di tingkat bawah.
saya yakin opini ini bukan hanya terlahir dari pola pikir saya yang bodoh ini, semua rakyat indonesia lainya juga menyuarakan hal yang sama. pertahankan nama lembaga ini sebagai lembaga terbaik dan terpercaya dimata rakyat indonesia. bangun lah polisi ku.... ingatlah.. kalian ada untuk kami, bukan kami ada untuk kalian ! kami tidak mengharap kalian mengajak kami tertawa bersama, setidaknya kalian bisa membantu supaya airmata kami tidak selalu menetes atas ketimpangan hukum yang kami rasakan. itu sudah cukup.. kami tidak minta layanan istimewa..layanan seadanyapun kami sudah bangga dengan mu.. ingatlah.. seragam itu milik negara bukan milik pribadi.!
Langganan:
Postingan (Atom)